Dokumenter Adalah/Bukan sebuah Cap

Tidak ada yang lebih rendah dibandingkan sebuah kebenaran sebagaimana ia dipikirkan.

—Walter Benjamin

Tak ada yang bisa disebut sebagai dokumenter—sekalipun istilah tersebut menandakan kategori material, sebuah genre, sebuah pendekatan, atau serangkaian teknik. Pernyataan ini—sama usang dan mendasarnya dengan antagonisme antara nama dan realitas—harus dinyatakan kembali terus menerus, meskipun kehadiran sangat jelas dari sebuah tradisi dokumenter. Di dalam film, tradisi tersebut, jauh dari krisis yang berlangsung hari ini, agaknya bertahan melalui pasang surutnya yang muncul berulang. Narasi-narasi yang berupaya untuk menyatukan/memurnikan praktik ini dengan menegaskan evolusi dan kelanjutan dari satu periode ke periode lainnya tentunya berlimpah, sangat bertumpu pada konsep periodisasi historisis tradisional. Read More

j j j

Mencangking Teori Kantung untuk Menulis Fiksi

Pada daerah-daerah bertemperatur udara tropis di mana hominid berevolusi menjadi manusia, sayuran adalah makanan utama spesies homo sapiens. Pada zaman Paleolitikum, Neolitikum dan pra-sejarah, manusia mengumpulkan enampuluh lima sampai delapanpuluh persen makanannya dari alam; kecuali di daerah bercuaca ekstrim seperti Arktika sajalah daging menjadi makanan pokok. Gambar para pemburu mamot telah dengan dahsyatnya merayap di dinding-dinding gua dan di pikiran kita, namun yang sesungguhnya pernah kita lakukan untuk tetap hidup dan menjadi gemuk ialah dengan menghimpun biji-bijian, akar, kecambah, tunas, dedaunan, kacang-kacangan, buah beri dan gandum; menangkap serangga dan siput; menjaring atau menjerat burung, ikan, tikus, kelinci dan binatang-binatang kecil tak bertaring lainnya untuk menambah asupan protein. Dan kita bahkan tak perlu bekerja keras untuk itu—yang pernah kita lakukan untuk mencari makan jauh lebih ringan ketimbang buruh tani yang diperbudak di lahan majikannya sejak agrikultur ditemukan, dan jauh lebih enteng ketimbang pekerjaan buruh upahan sejak peradaban ditemukan. Untuk dapat hidup berkecukupan seorang manusia purba rata-rata bekerja sekitar limabelas jam per minggu. Read More

j j j